Umat Muslim yang berada di Korea Selatan mengaku tidak pernah mendapat perlakuan diskriminasi dari masyarakat setempat.
Menurut mereka, upaya Korea Selatan untuk lebih memahami Islam, baik sebagai budaya maupun agama telah menuai hasil yang baik.
Pemerintah dan masyarakat Korea Selatan mampu membuat ribuan Muslim terintegrasi dalam struktur sosial.
"Masyarakat
Korea tidak mendiskriminasi saya karena saya seorang Muslim," ujar
mahasiswa Universitas Kyunge Hee, Muhammad, seperti dikutip laman
onislam.net, Selasa (28/4).
Muhammad sudah berada di Korea
Selatan sejak 2010. Menurut dia, masyarakat Korea memberikan toleransi
yang tinggi untuk Muslim atau orang-orang yang menuju ke ruang ibadah
Muslim.
Muhammad (28) merupakan mahasiswa Yordania yang memiliki
kegiatan rutin. Ia mengaku selalu datang ke ruang ibadah di universitas
setelah mengikuti kuliah untuk melakukan shalat.
Ia berpendapat
sikap positif terhadap komunitas Muslim ini karena didorong oleh dialog.
Atau, lanjut dia, karena kegiatan yang pernah diselenggarakan oleh
Muslim Korea selama beberapa tahun terakhir.
"Setiap tahun telah
terjadi dialog antara beberapa agama di sini. Kami membahas cara-cara
untuk bisa hidup berdampingan dan bekerja sama satu sama lain," kata
Imam Masjid Central Seoul, Lee Ju-hwa.
Selain dialog, masyarakat
Korea didorong untuk menghadiri kelas-kelas bahasa Arab secara gratis.
Menurut Ju Hwa, mereka juga diajak untuk mengikuti seminar dan ceramah
tentang tradisi agama Islam.
Seorang eksekutif dari Pusat Arab
Markaz, Kim Sang Kyu, menyatakan tiga tahun yang lalu terdapat dua
mahasiswa yang datang belajar bahasa Arab. Sekarang, lebih dari 100
orang yang mengunjungi dan belajar bahasa Arab selama sebulan.
"Karena
kebanyakan pengajar bahasa Arabnya Muslim, mahasiswa Korea pun
mendapatkan kesempatan untuk belajar bahasa Arab dan memahami budaya
Islam,” kata Kim Sang Kyu menerangkan.